Senin, 27 Februari 2012

Kenangan



"Tunggu aku di dermaga besok pagi sayang",ujarmu malam itu lalu kamu berlalu meninggalkan aku disana sembari tersenyum lembut padaku. Tanpa mendengarkan jawabku terlebih dahulu.

Ah, kamu memang selalu begitu.

Itulah yang membuat mataku kini tak kunjung terpejam, padahal waktu sudah beranjak meninggalkan malam, meninggalkan aku yang menatap rintik hujan melalui kaca jendela kamarku, menerbangkan anganku jauh bersama dirimu laki-laki pencinta hujan.

***
Suatu pagi di bulan february, masih terasa sisa hujan semalam yang membasahi bumi tempatku berpijak. Meninggalkan hawa dingin dan beku. Kabut putih masih menyelimuti udara pagi ini, tapi kita sudah berdiri disini di dermaga itu. Dermaga tempat kita janjian malam kemarin.

Ingin rasanya aku kembali pulang, tak mau terjebak dalam mau ku untuk bertemu denganmu. Ah, tapi aku tak bergeming ketika mata mu menatapku lekat lalu kau bisikkan kata. pada ku dari bibir merah muda mu itu.

"matahari masih malu-malu tapi kita sudah ada disini",

Dadaku semakin bergemuruh, detak jantungku bekerja dua kali lebih cepat.  Bahagia kini menjadi milik kita. 

Kamu menelusupkan jemarimu di sela jemariku.

"kamu tahu kenapa valentine kemarin aku tak memberikanmu setangkai mawar dan sekotak coklat?",   ucapmu menyiratkan keceriaan diwajah tampanmu

Aku menggeleng sembari menatap langit yang mulai memudarkan warna jingganya.

"karena mawar itu lebih indah dari pada dirimu",ucapmu menatap langit yang sama denganku. kemudian kamu melanjutnya dengan " sedangkan senyum mu lebih manis dari pada coklat",

Aku masih tetap tak bergeming, semburat merah merona mewarnai wajahku yang tengah di mabuk cinta. 

Kamu terdiam dan menatapku.

"terima kasih sudah masuk ke dalam hidupku dan menjadi bagian dari cerita-cerita indah dalam hidupku", ucapmu menggenggam tanganku erat.

"devita....berjanjilah untuk tetap menjadi bagian dari hidupku",lanjutmu dan aku memelukmu erat, kutemukan kenyamanan di dalamnya.


Pagi itu pun berlalu begitu cepat. Pagi dimana kita membuat kesepakatan untuk selalu bersama dalam suka maupun duka. Berbagi cinta, canda tawa, dan juga tangis kesedihan. Pagi itu bercerita tentang aku dan kamu yang tengah di mabuk cinta. Cerita itu tak akan pernah kulupakan dalam hidupku, walaupun pada akhirnya kisah kita tak pernah berakhir bahagia.

Kau adalah kenangan pahit yang kurasakan saat ku telan namun terasa manis saat mengingatmu yang selalu menghadirkan cerita-cerita indah dalam hidupku.
Ya, kau hanyalah sesuatu yang berlabelkan  " kenangan".

****

Hujan mulai mereda ketika Devita  beranjak dari kursi kebesaran yang terletak di dalam sebuah ruangan . Ruangan yang ia sebut sebagai rumah kedua baginya. Dimana telah banyak ide kreatif yang ia lahirkan di dalamnya.. Namun tidak dengan malam ini, ketika usai di hadapkan pada sebuah pertemuan dengan seseorang  yang  berasal dari masa lalunya.

*)Masih tentang rinai hujan :D

0 komentar:

Posting Komentar