Rabu, 15 Februari 2012

Dandelion

Gambar diambil dari http://www.shutterstock.com

Aku terlonjak dari mimpiku demi sebuah telpon yang berdering di pagi buta. Tadinya aku ingin sekali memaki orang itu tapi ketika melihat nama mu yang tertera di layar ponsel, kuurungkan niatku. CInta mampu meruntuhkan setiap amarah.

"hey, ada apa nelpon sepagi ini?",ucapku setelah meletakkan ponsel di telingaku.

"keluar dong, aku ingin menunjukkan sesuatu padamu. kamu lalu menutup telpon sementara belum sempat aku mengiyakan keinginanmu.

***
 Dada ini bergemuruh, jantung ini kian cepat berdetak ketika dirimu tersenyum manis padaku. Kamu lalu menatap sekilas padaku dan berbisik "hay manis...begini ya muka kamu ketika baru bangun tidur?".
 Seketika tubuh ku membeku dan bibirku menjadi kelu tak mampu berkata apa-apa.

Lalu jarimu menelusup di sela-sela jemariku, aku hanya diam, dan mengikuti langkahmu. Kau bawa aku menerabas ilalang itu.
Hingga akhirnya di pertengahan ilalang , kita  berhenti.  Kamu petik sekuntum bunga, bunga rumput yang berbentuk bulat dengan bulu-bulu lembut berwarna putih.

"dandelion",bisikmu padaku. Konon katanya sebuah harapan akan terkabul bila disebutkan sebelum meniup bunga ini. 

Dahiku mengernyit tak mengerti apa yang kamu katakan waktu itu.

"helaian putih ini akan terbang bersama angin dan mereka yang akan mengabarkan kepada semesta tentang  harapanmu , dan semesta akan ikut berdoa untuk sebuah harapan itu",ucapmu sembari memetik setangkai dandelion lagi untukku. 

 "apapun?"

"ya..apapun itu",ucapmu.

Aku memegang dandelion yang kamu berikan untukku, lalu ku sebutkan dalam hati tentang harapanku. Kutiup dandelion. Angin membawa pergi helaian putih  itu untuk mengabarkan pada semesta tentang harapanku.

Kamu tersenyum, lalu menatapku lekat sebelum akhirnya kau pejamkan matamu sambil mengucapkan harapanmu pada dandelion itu. Kau meniupnya dengan lembut, hingga helain putih itu terbang dengan sangat apik menunggang angin. 

Dan kami berdua terpaku menatap harapan-harapan yang terbang itu.

"apa harapanmu?",tanyamu padaku melingkarkan tanganmu ke pundakku.

Aku tersenyum "aku ingin selalu bersamamu selamanya", jawabku dengan malu-malu.

"kalau begitu, do you merry me....",ucapmu sontak membuat dadaku semakin bergemuruh tak karuan. 

Dandelion ...dandelion....terima kasih tlah mengabarkan kepada semesta tentang harapanku.

 
 



 

0 komentar:

Posting Komentar