Kamis, 22 Maret 2012

Ketemuan




Stupid Love demikian aku menyebut perasaan yang saat ini sedang ku alami. Bagaimana tidak, jika kita jatuh cinta kepada seseorang yang sama sekali belum pernah ku temui. Fakta bahwa internet dapat menghubungkan kita dengan teman lama atau saudara, tetapi juga memungkinkan kita untuk berinteraksi dan menjalin pertemanan dengan orang lain dari belahan dunia manapun.
Berawal dari sebuah perkenalan melalui jejaring sosial lalu bertukar no HP, telpon berjam-jam, dan mendengarkan suaranya secara langsung maka terbentuklah sebuah persahabatan di anatar kita, dan tak menutup kemungkinan ikatan emosional yg begitu dekat sehingga membangkitkan rasa yang menyusup tiba-tiba, yaitu jatuh cinta kepada orang yang sama sekali belum pernah ku temui.
Berbicara tentang cinta, rasanya tak ada yang mustahil termasuk mencintai orang asing sekalipun. Hingga berada pada satu titik dimana masig-masing dari kita memutuskan untuk bertemu. Ada perasaan antusias, rindu, penasaran, juga senang ketika memutuskan untuk bertemu. Namun, mendekati pertemuan semua perasaan lenyap menjelma menjadi satu rasa yaitu Kecemasan.
Bagaimana jika perasaanmu berubah setelah pertemuan itu dan bagaimana jika aku tak seperti yang kau bayangkan.
Akupun pernah mengutarakan kepadamu, namun kau selalu berkata "Yakinlah, pertemuan kita tak akan pernah merubah perasaanku terhadapmu."
Tetapi tetap saja perasaan itu masih ada, dan telah sukses menciptakan huru hara di dalam benak dan pikiranku akhir-akhir ini. 
Kemudian hal konyol tiba-tiba terbesit dalam pikirkanku. Aku mensyaratkan dia untuk membawa dua tangkai mawar, yang satu mawar berwarna merah dan satu lagi berwarna putih.
"Berikan mawar merah jika perasaanmu tak berubah padaku, dan berikan mawar putih jika perasaanmu berubah setelah pertemuan kita"
Kedengaranya sangat konyol menurut dia, namun kemudian dia berkata "Baiklah, aku cukup mencari bunga warna merah saja untuk ku bawa bertemu denganmu."
Ah, entahlah apakah aku harus senang atau tidak mendengar jawabanmu di atas. Meskipun begitu, kecemasanku tak urung lenyap.
Aku hanya bisa berkata "Kapan ketemuan?aku sudah tak sabar ingin mengetahui bunga mawar warna apa yang akan kau berikan padaku?"
Sebenarnya, Apapun yang kau berikan padaku nanti , baik mawar merah maupun mawar putih aku hargai pemberianmu, karena aku tahu nggak gampang nyari bunga di daerah tempat tinggalmu, di pedesaan dengan struktur tanah yang kurang cocok di tanami mawar, apalagi syarat tambahan dari ku bahwa bunga mawar yang akan kau berikan padaku haruslah yang asli, tidak layu, dan tak ada satu mahkotapun yang lepas dari kelopaknya.
Mungkin menurut kalian aku bodoh, seharusnya perasaan itu tak pernah ada, tapi memang begitu benar adanya.  Adakah di antara kalian pernah merasakan hal yang sama denganku.




1 komentar:

Luque mengatakan...

Ihir. Prikitiew. Hehehe. Semangat. Hehehe

Posting Komentar