Senin, 12 Maret 2012

Cinta Sudah Terlambat



Suatu pagi di bulan maret, di ujung dermaga, saat langit semu kemerahan di ufuk timur dan embun masih lekat memeluk ilalang, tampak siluet Sarah tengah berdiri menghadap cekung air danau tenang di hadapannya. Mata Sarah asyik mengamati burung-burung yang terbang kesana kemari dengan kicauannya yang merdu. 

Sementara tak jauh dari tempat Sarah berdiri, Damar pemuda desa yang baru saja pulang dari rantau tengah memperhatikan Sarah, Gadis yang selalu ia rindukan. Entah berapa lama Damar menatap lekat gadis yang berdiri memunggunginya itu.

Menyadari ada orang lain selain dirinya di dermaga itu, Sarah pun menoleh ke belakang. Mendapatkan sosok Damar, pemuda desa yang pernah bersemayam di dalam hatinya yang terdalam. Tak ada sepatah kata pun yang meluncur dari mulut masing-masing, walaupun kutahu begitu banyak yang ingin kita katakan. 

Damar perlahan mendekat dan kini mereka saling berhadapan, saling manatap dan saling mengagumi satu sama lain.
Segaris senyuman tersungging di bibir Damar mencoba mengurai kekakuan ini.
Sarah, kamu tak pernah berubah”  Ucap Damar memecah keheningan.
“Masih menyukai dermaga ini”
“Tak ada alasan untuk aku tidak lagi menyukai dermaga ini Damar,” Jawab Sarah melukis senyum di wajah ayunya. Senyum itu, senyum terindah yang selalu Damar rindukan, hatinya selalu bergetar ketika menatapnya.
“Kamu juga tidak pernah berubah Damar, Dermaga ini tempat pertama yang kau tuju ketika pulang ke desa ini”  Ujar Sarah.
Damar tersenyum penuh kemenangan “Ya Sarah…Kerinduanku terhadap dermaga ini lah yang menuntun langkahku untuk pulang.”
“Dan aku berharap……..akan menemukanmu di sini.”
Mendengar ujaran Damar, membuat dirinya tak mampu menaham luapan rindu dan geliat cinta yang selama ini tersimpan rapi di sudut hati Sarah. Waktu yang begitu lama memisahkan dirinya dengan Damar tak membuat rasa itu memudar lalu menghilang dari relung hatinya. Justru Rasa itu semakin kuat ia rasakan. Sarah merasa sudah tak mampu lagi bertahan mati-matian membohongi perasaanya selama ini.
“Aku harus mengatakan sesuatu” Ucap Sarah pada dirinya sendiri.
“Damar….aku selalu menunggu kamu di sini,”  Ucap Sarah membuat Damar menoleh kea rah Sarah dan menatap matanya lekat.
Setelah sekian detik, Damar melemah dan ia tertunduk, seperti ada sesuatu yang hancur dari hatinya. Ia merasa sangat bersalah pada gadis yang ada di hadapannya sekarang ini.
Hening beberapa detik Sarah gunakan untuk mengumpulkan kekuatan. “Rasa ini sudah lama aku simpan Damar, yah….begitu lekat rasa itu di hatiku hingga aku tak sanggup untuk menghilangkannya”  Ujar Sarah Getir
Damar semakin tak sanggup untuk menatap mata Sarah, Ia merasa terlalu pengecut waktu itu, dimana kau anggap itu tak mungkin dan aku menganggap siapa aku? Masing-masing merasa diri terlalu rendah, hingga tak pantas untuk disandingkan dengannya. Dalam hati Damar berujar “Sebenarnya hatiku selalu mencintaimu Sarah, hanya saja aku tak pernah mengatakannya padamu”  Ucap Damar dalam hati.
“Cinta sudah terlambat Sarah, Janji setia untuk sehidup semati sudah terlanjur aku ucapkan”  Ujar Damar memberanikan diri menatap wajah Sarah. Guratan penyesalan tersamar di wajah tampan Damar.
Sarah pun menunduk, jawaban yang begitu menggurat hati menimbulkan sakit yang begitu luar biasa, seperti sebuah tendangan keras  tepat mengenai ulu hatinya menyebabkan mata Sarah panas dan pandangannya perlahan mengabur. Tak lama setelah itu, Sarah pun tak sanggup untuk membendung kesedihannya, Butir demi butir air mata Sarah melelehi pipinya yang merona.
Sakit itu juga menyerang Damar, hatinya tercabik-cabik melihat gadis yang selama ini ia cintai menangis pedih. Seandainya saja, waktu dapat berputar kembali, dan diantara keduanya berani mengungkap rasa ini, maka Sarah tak perlu menangis untuk hari ini.
“Arghhhh…..apalah artinya pengandaian itu sekarang!!!”,  batin Damar menjerit.
“Cinta Sudah Terlambat”, Bisik damar sembari menatap bayangan sarah yang beranjak menjauh  darinya.

PS: I love u forever. Selamat Menempuh Hidup Baru Sahabat Lawas.
Inspirasi dari Lyric Lagu berjudul Cinta Sudah Terlambat By Dygta

0 komentar:

Posting Komentar