Selasa, 06 Maret 2012

Kekasih Sahabatku



Jogjakarta, February, 2012
Seperti ada sesuatu yang remuk dibalik dada Angel, ketika melihat perempuan yang menggandeng lengan Reno siang tadi. Dari Awal Aku memang sudah tahu bahwa mencintaimu adalah sebuah keselahan besar. Mencintai Don juan sepertimu sama seperti melubangi hati sendiri. Sakit dan Pedih yang Angel rasakan membuatnya meringkuk disudut kamarnya yang temaram. Tak lama setelah itu pandangan matanya mengabur dan air mata pun  mebasahi pipinya. Angel merasa menjadi perempuan paling bodoh di dunia mempercayai begitu saja alasan Reno sudah sepekan tidak mengunjungi dirinya ke Jogja karena sedang sibuk dengan bisnis barunya di Solo.
“You liyer….You player”, teriak Angel histeris merobek-robek foto dirinya bersama Reno.
***
Pagi harinya Angel bangun dengan mata sembab akibat menangis semalaman. Ia tengah sibuk mengompres matanya menggunakan es batu yang dibungkus dengan sapu tangan. Lalu dengan satu tangan kanannya Angle memencet angka 1 panggilan cepat ke Reno.
“Hallo Reno…, Ren gue minta mulai sekarang kita nggak usah ketemu lagi ya”, ujar Angel
“Loh Kenapa Ngel”, Tanya Reno.
Hening untuk beberapa detik itu Angel gunakan untuk mengatur nafasnya.
“Gue, mau menikah”, dusta Angel dan Klik telpon terputus. Ia hempaskan ponselnya ke sofa bludru tempat ia terduduk.
Tak lama setelah itu, ponsel Angel berdering. Ia melirik ke layar ponselnya tertera nama “Reno” disana. Lama sekali ponsel itu meraung-raung. Angel hanya menatapnya dingin penuh kebencian terhadap sosok laki-laki yang ada di seberang sana.
“Arghhhhh”, teriak Angel, kepedihannya semakin membuncah mendengar ponsel yang  terus menerus berdering . Ia ambil ponselnya dan membelesakkannya kedalam gelas yang berisi air putih di atas meja. Angel tahu dia nggak meungkin selamanya dekat dengan Reno, Player, sementara semakin hari benih-benih cinta di hatinya kian tumbuh subur.
***
Tiga Bulan Yang lalu
Jogjakarta, November, 2011
Gaun hitam yang ia kenakan membuat penampilanya mempesona malam ini. Rambut panjang hitam legam ia biarkan terurai begitu saja. Air mukanya memancarkan keceriaan ketika mendengar suara bel apartementnya berbunyi. Gadis itu lalu beranjak mendekati pintu. Membuka daun pintu dan menemukan sosok lelaki bermata coklat dibaliknya.
“Hay….”,ujar sosok itu disela cipika cipiki yang mereka lakukan.
“Mau mampir dulu atau langsung Ren”, ujar gadis itu, matanya berbinar.
“Langsung saja ya, anak-anak sudah nunggu thu”, Ucapnya sembari melingkarkan tanganya ke pinggang gadis itu.
Gadis itu bernama Angelina, biasa di sapa angle. Single yang high quality. Selain bekerja sebagai penyiar radio di Jogjakarta ia mempunyai kesibukan untuk menyelesaikan study SII nya di salah satu Universitas Negeri Jurusan Komunikasi di kota ini. Sedangkan sosok bermata coklat itu Reno seorang pengusaha kaya raya asal Solo. Mengurusi 2 hotel keluarga dijogja dan solo serta  usaha batik adalah rutinitas sehari-harinya.
Mereka  berdua tidak sedang berpacaran, hanya casual dating saja karena sudah berteman baik sejak SMU. Tubuh tinggi langsing yang di dukung dengan parasnya yang cantik tak sedikit pria tajir yang mengantri ingin berkencan dengan Angel. Tapi Selama ini memang Angel selalu “available” untuk Reno. Ia selalu mengosongkan jadwalnya bahkan membatalkan janji dengan pria lain ketika Reno tiba-tiba mengajaknya untuk bertemu. Bisa 2-3 kali dalam seminggu Reno bisa bolak-balik dari Solo ke Jogja untuk menemui Angel. Dan tak jarang juga Reno sampai menginap di apartemen Angel di Jogja. Semua itu mereka lakukan tanpa sebuah komitement apapun, hanya atas dasar Fun saja. Ya, sudah biasa pemandangan seperti itu terjadi di kota-kota besar seperti Jogjakarta.

***
Jogjakarta, Maret 2012
Suatu pagi Angel merasa badannya terasa lemas, kepalanya pusing , dan hampir tiap pagi ia selalu muntah-muntah. Kepanikan melanda dirinya ketika dia mengingat bahwa dirinya sudah lebih dari sebulan ini tidak juga datang bulan.
“Benerkah gue hamil?”,bisiknya. Tanpa pikir panjang Angel bergegas turun ke Apotek di bawah Apartementnya untuk membeli alat tes kehamilan.
Benar saja setelah menggunakan alat tersebut dapat diketahui bahwa saat ini dia sedang mengandung. Angel syok. Ia mengurung diri seharian di dalam kamarnya. Meringkuk di sudut ranjang menikmati kepedihan dan kegamangan hatinya. Ia tahu betul siapa ayah biologis anak yang sedang bersemayam di rahimnya itu. Ya, Reno lah orangnya, hanya dengan Reno Angel melakukannya.
Seperti ada kekuatan yang besar muncul secara tiba-tiba dalam diri Angel.. Ia menghapus air matanya, berulang kali ia lakukan hal itu sampai tak ada air mata yang membasahi pipinya maupun air mata baru yang keluar dari kedua bola matanya. Angel beranjak dan menyambar kunci mobil yang tergeletak di lantai kamarnya. Melaju kencang menerabas jalanan menuju Solo.
“Gue harus lakukan ini”,ujar Angel sembari berkonsentrasi dibalik kemudi mobilnya. “Aku nggak mau kelak anakku tak memiliki ayah”, lanjutnya.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan hampir 1,5 jam dari Jogja, Angel sampai juga di pelataran parkir sebuah Hotel di Solo milik keluarga Reno. Kedatangan Angel disambut oleh salah seorang Security Senior yang kebetulan mengenal Angel. Ayah Angel  adalah salah satu pemilik saham terbesar kedua di Hotel Reno.
“Malam mbak Angel”,sapa satpam senior itu.
“Malam Pak,….Pak Reno nya ada di ruangannya pak”,tanya Angel.
“Ada mbak, silahkan silahkan”, Ujar Satpam Senior mempersilahkan Angel masuk.
Dengan langkah gontai Angel menuju ruangan Reno. Mata dan Senyumnya berbinar ketika melihat Reno dari sela-sela pintu yang terbuka sedikit sedang terduduk di sudut meja. Perlahan Angle melangkah mendekati pintu ruangan Reno, dan membuka lebar pintunya.
“Ren….”,Sapa Angel dan secara bersamaan ia melihat sosok lain selain Reno di ruangan itu. Ya, wanita yang tempo hari ia lihat sedang menggandeng mesra tangan Reno.
“Angel…”, Ujar Reno terkejut.
“Oh sory, gue ganggu ya….”,Ucap Angel sambil berbalik dan mengambil langkah seribu meninggalkan ruangan Reno.
“Ngel….Angel….”,teriakan Reno tak sedikitpun ia hiraukan. Angel berlalu begitu cepat hingga Reno terengah-engah untuk dapat menyusulnya.
Hingga sampai di depan receptionist Angel merasa ada yang mencengkeram tangannya kuat.
“Ngel….Tunggu”, Bentak Reno. Dan secepat kilat tubuhnya berbalik menghadap Reno.
“Ngel…Loe kenapa sih”, Ujar Reno. “Loe kok nangis”, lanjutnya ketika melihat mata Angel basah.
“Nggak apa-apa Ren, Sory…lepasin gue, gue harus pergi”, Ujar Angel berusaha melepaskan cengkraman tangan Reno. Angel pergi meninggalkan Reno yang tengah di landa kebingungan karena sikap Angel yang akhir-akhir ini berubah
***
Solo, February 2012.
Reno masih termangu menatap layar computer di meja kerjanya. Hari ini banyak kerjaan, tapi nampaknya Reno sedang tidak berkonsentrasi untuk bekerja. Badannya ada disini, namun pikiranya sedang memikirkan sosok itu. Ya benar, dia sedang memikirkan Angel, sahabatnya yang sudah mulai berubah akhir-akhir ini.
Angel yang Reno ketahui adalah sosok perempuan yang ramah, murah senyum, dan ceria, tiba-tiba mendadak dingin, sinis, dan pemurung. Semenjak Angel melarang dirinya untuk bertemu, Reno mejauh namun tak benar-benar menjauh dari Angel.  Tanpa sepengetahuannya, Reno pernah beberapa kali mengikuti Angel, mengamati aktifitas Angle dan Ia pun tahu akhir-akhir ini Angel jarang sekali masuk kerja dengan alasan sakit.  Sebenarnya Reno sangat peduli terhadap Angel.
 “Ngel,gue ikut senang semisal loe beneran akan nikah sama orang yo loe cinta, meskipun sebenarnya gue merasa kehilangan loe”, Ujar Reno terlebih terhadap dirinya sendiri.
Beep Beep
Sebuah pesan singkat masuk dari Blakcberrynya.
“Pesan dari nomor tak dikenal”, Ucapnya sambil membuka pesan singkat tersebut yang isinya:
Reno…ini gue Angel, sahabat loe.
Sebenernya gue mau mengatakan sesuatu hal semalam. Gue merasa, waktu ngelihat loe dengan perempuan itu….semua udah terlambat, makanya gue lebih pilih diam.
Reno…dalam perut gue ada darah daging loe. Gue nggak mau menuntut apa-apa dari loe Ren, karena gue tahu itu nggak mungkin terjadi. Tapi, satu hal yang musti loe tahu, bahwa gue nggak mungkin ngelakuin ini semua tanpa cinta, gue baru sadar, gue cinta loe.
Reno…gue pamit. Besok gue mau pindah ke Singapura, gue udah memutuskan untuk tinggal disana bersama mama. Disana gue akan membesarkan anak ini.
***
Jogjakarta, February 2012
Hujan sudah mereda ketika Reno tiba di depan loby Apartement. Tanpa pikir panjang, Reno menuju ke Apartement Angle. Ia mengetuk pintu itu, dan tak lama kemudian seseorang yang sangat ia rindukan muncul dari balik pintu.
“Reno…”, Angel terbelalak melihat Reno ada di hadapannya.
“Ngel….”, sapa Reno. Ia tak mampu berucap, matanya berkaca-kaca melihat Angel semakin kurus sekarang. Matanya sembab, pertanda ia sudah terlalu banyak menangis karenanya.
Suasana tiba-tiba mendadak hening. Masing-masig berada dalam pikirannya masing-masing.
“Gue juga nggak mungkin melakukan itu tanpa Cinta Ngel…”, Ucap Reno memecah keheningan.
“Loe dan juga semua orang boleh mengira kalau gue ini Player, Don Juan, tapi satu hal yang harus loe tahu….cuman sama loe gue ngelakuin itu”, Ucap Reno. “Ngel…. I think I love You”, Reno memeluk erat tubuh mungil itu.
“Loe Cinta yang selama ini gue cari”, Ujar Reno. Tangis Angel pecah dalam pelukan Reno, pelukan yang hangat dan membuatnya merasa nyaman.
“Cewek itu….yang sama loe semalam”, Ucap Angel sesenggukan. “ Loe Nampak serasi dengan nya”, Lanjut Angel.
“Ngel, dia Nadine, sepupu gue yang baru pulang dari malasya, dia akan bergabung di Hotel, makanya gue lebih sering sama Nadine untuk mengajari dia”, penjelasan Reno sudah cukup membuat Angel lega, dan dia percaya sahabatnya. Senyumnya kembali mengembang.
“Ngel, gue….mohon jangan pergi. Kita akan sama-sama membesarkan anak yang ada dalam rahim loe sekarang”, Reno memohon dan perlahan melepaskan pelukannya.
“Reno…tak ada alasan bagiku untuk pergi, Gue cinta loe”, Ujar Angel menatap Reno dalam-dalam.
 “Ternyata lamanya persahabatn kita……tak membuat kita saling mengerti tentang perasaan kita masing-masing ya”, Ujar Reno terkekeh.

0 komentar:

Posting Komentar