Jumat, 08 Juni 2012

The Power Of Giving



Jadi ceritanya semalam aku habis dapat telpon dari seorang perempuan bernama Erna. Nah, si Erna ini mengaku adalah orang yang pernah aku tolong sekitar lima bulan yang lalu. Dia berniat untuk bertemu denganku, ia ingin mengembalikan uang yang pernah  kupinjamkan padanya, sebenarnya sudah kuberikan sih, tapi dia masih ngotot mau balikin. Ya, masih jelas teringat olehku, saat itu aku sedang menunggu KA Gaya Baru di Stasiun Wonokromo menuju kota kelahiran saya, Madiun. Siang itu udara Surabaya sangat panas, calon penumpang tumpah ruah di dalam Stasiun yang kecil, wajar jika weekend begini banyak yang ingin bepergian ke luar kota dengan menggunakan transportasi darat, kereta api. 

Saya duduk manis di bangku kayu Stasiun sambil mendengarkan suara emas si pengamen jalanan yang belakangan baru ku ketahui dia adalah seorang gadis buta. Tiba-tiba seorang anak perempuan seumuran adekku datang menghampiriku, peluhnya berjatuhan, wajahnya diliputi kecemasan dan kebingungan. Setelah kutanya, ternyata dia habis kecopetan, Uang, tiket dan HP nya  raib di gondol orang yang tidak bertanggung jawab. Memang sih, masalah keamanan stasiun wonokromo masih menjadi PR pemerintahan Surabaya mengingat sering terjadinya tindakan criminal. Perempuan itu dari Banyuwangi, baru lulus SMU, dan berencana untuk ikut bekerja dengan kakanya di Jogja. Ah, aku merasa kasihan dengan anak itu, Ia sendirian dan sedang terkena musibah pula.

Dan kuputuskan untuk membantu semampu aku. Saat itu aku Cuma punya selembar uang lima puluh ribuan, selembar uang dua puluh ribuan plus uang receh kalau ada pengamen di dalam Kereta. Aku memang sengaja membawa uang seperlunya ketika sedang bepergian jauh menggunakan transportasi umum seperti Kereta Api maupun Bus. Semua yang kupunya kuberikan pada perempuan itu kecuali uang receh, aku rasa dengan uang segitu masih cukup untuk membeli tiket ke Jogja dan biaya menelpon kakaknya setelah sampai di Jogja nanti, syukur-syukur kalau masih sisa bisa dipergunakan untuk membeli makanan atau minuman selama di perjalanan.

Awalnya perempuan itu menolak bantuanku, tapi setalah ku paksa akhirnya dia mau menerima dengan syarat aku memberikan nomor telponku padanya, ia berjanji akan menghubungiku dan mengembalikan uang yang kuberikan padanya. Sesaat kemudian, aku mendengar petugas stasiun  menginformasikan kedatangan KA Gaya Baru di Jalur No 1 dan disanalah kami berpisah tanpa kutahu namanya juga tanpa dia tahu namaku. Aku bergeser ke jalur no 1 setelah memastikan barang bawaanku aman dan tidak terkena incaran para pencopet, biasanya saat-saat seperti ini para pencopet beraksi. 

Setelah berkejaran dengan penumpang lainya, akhirnya aku menempati tempat duduk yang strategis (Baca: Dekat Jendela dan terbebas dari perokok). Saat Kereta melewati Stasiun Krian, kenyamananku mulai terusik akibat tingkah polah cacing-cacing di dalam perutku yang meronta minta diisi dengan makanan. Aku kelaparan, uangku sudah kugunakan untuk membantu perempuan yang sedang kesusahan tadi, yang tersisa hanya uang receh, mana cukup untuk menukar sepiring nasi goreng di Kereta Makan?

Argh…aku hanya berdoa semoga maag ku tidak kambuh akibat telat makan. Amien.
Tetiba, seorang petugas KA menyapaku. Aku terkejut, kok dia bisa mengenaliku, oh ternyata beliau adalah teman kantor papaku di PT Kereta Api. Aku sudah lupa dengan beliau, tapi beliau masih mengingatku, dulu waktu aku kecil aku memang sering sih di ajak Papaku ke kantor, mungkin dari situlah teman Papaku mengenal aku. Allah SWT itu Maha Penyayang dan Pemberi Rizki kepada umatnya, melalui tangan teman papaku itu, aku diberikan sepiring nasi goreng dengan segelas es jeruk gratis. Allahamdullilah, Terima kasih Ya Allah.

Seminggu sudah berlalu semenjak kejadian itu, aku senang bisa membantu orang lain. Aku sama sekali tidak pernah mengharapkan imbalan sedikitun atas bantuanku tersebut terhadap orang lain. Tapi sekali lagi bahwa Allah SWT itu Maha Pemberi Rizki kepada setiap umatnya. Tanpa kuduga sebelumnya, sore hari sepulang kerja, aku mendapatkan telpon dari salah satu temanku yang memberitahukan bahwa dia sudah mentransfer uang bagianku hasil dari bisnis kecil-kecilan waktu aku masih di Jakarta. Amazing sekali, pikirku, aku iseng-iseng ikut modalin temen jualan baju, ternyata hasilnya lumayan sekali, sudah balik modal dengan keuntungan hampir 100 persen dari modal yang aku kasih ke dia. Syukur Allhamdullilah, Tuhan itu memang baik sekali. Terima Kasih Ya, Allah.

Ya, aku yakin dan percaya sekali bahwa memberi berarti juga menerima. Ketika kita memberi maka Allah SWT akan melipatgandakan apa yang kita beri. Jadi, inilah The Power Of Giving. Sungguh luar biasa bukan?
Memberi tidak hanya berwujud uang atau materi bisa berupa pengalaman, Ilmu, senyum, atau apapun yang bermanfaat bagi orang lain. Sekali lagi, kukatakan bahwa memberi itu sama dengan menerima.
Aku tidak bermaksud riya, aku hanya ingin membagi dan memberi kepada kalian semua tentang The Power Of Giving. Teman-teman punya pengalaman yang sama denganku? Bisa berbagi denganku?
Allhamdullilah, sesuatu banget ya…..

Have Nice Weekend.

0 komentar:

Posting Komentar