Jadi
ceritanya semalam aku habis dapat telpon dari seorang perempuan bernama Erna.
Nah, si Erna ini mengaku adalah orang yang pernah aku tolong sekitar lima bulan
yang lalu. Dia berniat untuk bertemu denganku, ia ingin mengembalikan uang yang
pernah kupinjamkan padanya, sebenarnya sudah
kuberikan sih, tapi dia masih ngotot mau balikin. Ya, masih jelas teringat
olehku, saat itu aku sedang menunggu KA Gaya Baru di Stasiun Wonokromo menuju
kota kelahiran saya, Madiun. Siang itu udara Surabaya sangat panas, calon
penumpang tumpah ruah di dalam Stasiun yang kecil, wajar jika weekend begini
banyak yang ingin bepergian ke luar kota dengan menggunakan transportasi darat,
kereta api.
Saya
duduk manis di bangku kayu Stasiun sambil mendengarkan suara emas si pengamen
jalanan yang belakangan baru ku ketahui dia adalah seorang gadis buta.
Tiba-tiba seorang anak perempuan seumuran adekku datang menghampiriku, peluhnya
berjatuhan, wajahnya diliputi kecemasan dan kebingungan. Setelah kutanya,
ternyata dia habis kecopetan, Uang, tiket dan HP nya raib di gondol orang yang tidak bertanggung
jawab. Memang sih, masalah keamanan stasiun wonokromo masih menjadi PR
pemerintahan Surabaya mengingat sering terjadinya tindakan criminal. Perempuan
itu dari Banyuwangi, baru lulus SMU, dan berencana untuk ikut bekerja dengan
kakanya di Jogja. Ah, aku merasa kasihan dengan anak itu, Ia sendirian dan
sedang terkena musibah pula.
Dan
kuputuskan untuk membantu semampu aku. Saat itu aku Cuma punya selembar uang
lima puluh ribuan, selembar uang dua puluh ribuan plus uang receh kalau ada
pengamen di dalam Kereta. Aku memang sengaja membawa uang seperlunya ketika
sedang bepergian jauh menggunakan transportasi umum seperti Kereta Api maupun
Bus. Semua yang kupunya kuberikan pada perempuan itu kecuali uang receh, aku
rasa dengan uang segitu masih cukup untuk membeli tiket ke Jogja dan biaya
menelpon kakaknya setelah sampai di Jogja nanti, syukur-syukur kalau masih sisa
bisa dipergunakan untuk membeli makanan atau minuman selama di perjalanan.
Awalnya
perempuan itu menolak bantuanku, tapi setalah ku paksa akhirnya dia mau
menerima dengan syarat aku memberikan nomor telponku padanya, ia berjanji akan menghubungiku
dan mengembalikan uang yang kuberikan padanya. Sesaat kemudian, aku mendengar
petugas stasiun menginformasikan
kedatangan KA Gaya Baru di Jalur No 1 dan disanalah kami berpisah tanpa kutahu
namanya juga tanpa dia tahu namaku. Aku bergeser ke jalur no 1 setelah
memastikan barang bawaanku aman dan tidak terkena incaran para pencopet,
biasanya saat-saat seperti ini para pencopet beraksi.
Setelah
berkejaran dengan penumpang lainya, akhirnya aku menempati tempat duduk yang
strategis (Baca: Dekat Jendela dan terbebas dari perokok). Saat Kereta melewati
Stasiun Krian, kenyamananku mulai terusik akibat tingkah polah cacing-cacing di
dalam perutku yang meronta minta diisi dengan makanan. Aku kelaparan, uangku
sudah kugunakan untuk membantu perempuan yang sedang kesusahan tadi, yang
tersisa hanya uang receh, mana cukup untuk menukar sepiring nasi goreng di
Kereta Makan?
Argh…aku
hanya berdoa semoga maag ku tidak kambuh akibat telat makan. Amien.
Tetiba,
seorang petugas KA menyapaku. Aku terkejut, kok dia bisa mengenaliku, oh
ternyata beliau adalah teman kantor papaku di PT Kereta Api. Aku sudah lupa
dengan beliau, tapi beliau masih mengingatku, dulu waktu aku kecil aku memang
sering sih di ajak Papaku ke kantor, mungkin dari situlah teman Papaku mengenal
aku. Allah SWT itu Maha Penyayang dan Pemberi Rizki kepada umatnya, melalui
tangan teman papaku itu, aku diberikan sepiring nasi goreng dengan segelas es
jeruk gratis. Allahamdullilah, Terima kasih Ya Allah.
Seminggu
sudah berlalu semenjak kejadian itu, aku senang bisa membantu orang lain. Aku
sama sekali tidak pernah mengharapkan imbalan sedikitun atas bantuanku tersebut
terhadap orang lain. Tapi sekali lagi bahwa Allah SWT itu Maha Pemberi Rizki
kepada setiap umatnya. Tanpa kuduga sebelumnya, sore hari sepulang kerja, aku
mendapatkan telpon dari salah satu temanku yang memberitahukan bahwa dia sudah
mentransfer uang bagianku hasil dari bisnis kecil-kecilan waktu aku masih di
Jakarta. Amazing sekali, pikirku, aku iseng-iseng ikut modalin temen jualan baju,
ternyata hasilnya lumayan sekali, sudah balik modal dengan keuntungan hampir
100 persen dari modal yang aku kasih ke dia. Syukur Allhamdullilah, Tuhan itu
memang baik sekali. Terima Kasih Ya, Allah.
Ya,
aku yakin dan percaya sekali bahwa memberi berarti juga menerima. Ketika kita memberi
maka Allah SWT akan melipatgandakan apa yang kita beri. Jadi, inilah The Power
Of Giving. Sungguh luar biasa bukan?
Memberi
tidak hanya berwujud uang atau materi bisa berupa pengalaman, Ilmu, senyum,
atau apapun yang bermanfaat bagi orang lain. Sekali lagi, kukatakan bahwa memberi
itu sama dengan menerima.
Aku
tidak bermaksud riya, aku hanya ingin membagi dan memberi kepada kalian semua
tentang The Power Of Giving. Teman-teman punya pengalaman yang sama denganku?
Bisa berbagi denganku?
Allhamdullilah,
sesuatu banget ya…..
Have Nice
Weekend.
0 komentar:
Posting Komentar