Sabtu, 10 Desember 2011

Kehilangan


Saya  Dony Hardono, 30 Tahun. Saya bekerja di sebuah perusahaan penjual ponsel merk terkenal yang saat ini sedang laris manis di pasaran. Prestasi saya dalam memasarkan ponsel terbanyak di kantor cabang membawa saya pada posisi teratas di tempat saya bekerja. Tentu ini semua atas kerja keras dan ketekutan saya selama ini. Semenjak saat itu kehidupan saya berubah secara drastis. Ekonomi keluarga saya meningkat tajam jadi saya dapat membeli apapun yang saya mau , contohnya mobil, rumah, tanah, dan usaha-usaha yang lain dapat saya miliki dengan mudah. Bisa di bilang hidup saya saat ini sangat sempurna. Really???
Hahh….apa???Pacar. hmmm kalau di Tanya tentang pacar, saya gak bisa jawab deh sob. Sampai detik ini saya belum punya pacar tapi kalo Teman Tapi Mesra sih banyak. Maklum orang kaya ganteng slalu banyak di kerubutin cewek. Hehehe.
Sebenernya saya pernah punya kekasih bahkan kita sudah pernah bertunangan. Namanya Janni dia adalah perempuan manis yang saya kenal ketika saya KKN di Gunung Kidul Yogyakarta. Dia memang asli orang kampong sana, Bapaknya seorang Kades dan ibunya seorang guru SMP. Tiga tahun pacaran  dan 2 tahun bertunangan tak membuat kami saling mengerti dan memahami satu sama lain. Bahkan …enam bulan menjelang hari pernikahan kami berdua memutuskan untuk berpisah. Diantara kami terdapat beberapa perbedaan yang rasanya sangat sulit untuk di satukan. Bagiku menikah adalah sekali seumur hidup, dari pada nanti saya menyesal mending enggak sekalian dech. Lagian saat itu usia saya masih 28 tahun, masih muda untuk berkarir, coba kalau sudah punya istri lalu anak, bisa-bisa karier saya gak bisa berjalan semulus ini deh, kebetulan juga saat itu karier saya lagi bagus-bagusnya.
Itu tadi sekelumit kisah percintaan ku di masa lalu. Sebenernya sedih kehilangan cewek seperti janni. Walaupun wajahnya tak secantik rara cewek café dan tak sebohai sinta kenalan gue di tempat clubbing, namun dia adalah satu-satunya cewek yang pernah bilang ke gue “Jangan Takut Dony, Ketika Ayahmu sakit dan tak ada biaya untuk berobat, kamu tenang aja ya?masih ada aku disini bersamamu”. Mana ada sih di jaman sekarang ini ada cewek seperti dia. Yang ada cewek-cewek sekarang punya slogan gini …”ada uang abang ku sayang tak ada uang abang ku tending”. Bahkan sampai gue sukses, tak sedikitpun dia minta atau menuntut yang macam-macam. Justru dia yang selalu nyaranin untuk berhemat, katanya”, Di tabung yang…buat biaya nikah kita”,ujar nya sambil nyengir kuda.
Janni, seandainya saja kamu mau bersabar dan menungguku, mungkin kita berdua saat ini sudah menikah bahkan punya anak. Janni aku sadar aku yang salah, sebenrnya bukan karena perbedaan itu aku memutuskan untk berpisah denganmu tetapi karena aku belum siap untuk menikah denganmu.  Kamu tahu kan Janni?Aku tumbuh di keluarga BROKEN HOME, Semenjak papa ku kecelakaan kehidupan aku dan keluargaku jadi berantakan. Harta benda ludes untuk biaya Rumah Sakit Papa, Aku harus putus kuliah dan bekerja untuk menafkahi keluarga, Mamaku ninggalin papa lalu nikah lagi dengan laki-laki yang masih beristri, sedangkan adek perempuanku satu-satunya jadi semakin susah di atur. Ketika aku berhasil meraih mimpiku dan ketika semuanya menjadi mudah bagi ku. Aku tak ingin membuang kesempatan ini janni. AKu ingin menikmati kebebasanku, kesenanganku tanpa ada beban. Yah itu sebenarnya yang ku inginkan, aku ingin menikmati masa remajaku yang tidak menyenangkan itu.
Semenjak dia pergi dari Jakarta dan keluar dari pekerjaannya dua tahun lalu, aku tak lagi berkomunikasi maupun berjumpa denganya. Kabar yang aku terima aku dengar dia sekarang bekerja di Surabaya dan sudah sukse karirnya. Aku ikut seneng janni. Aku percaya dan yakin bahwa kamu bisa lebih sukses dariku, karena yang ku tahu kamu sosok perempuan yang tekun dan gigih. Janni, maafkan aku. Aku berharap suatu hari aku dapat bertemu denganmu agar aku dapat secara langsung memohon ampun padamu.
Tiga bulan kemudian
Rupanya ini sudah menjadi Kuasa Tuhan mempertemukan aku dengan janni. Hujan menjadi saksi pertemuan kita sore itu, Janni dengan penampilannya yang sederhana berdiri tepat di hadapanku. Sorot matanya yang tajam meyakinkan aku bahwa janni tak pernah berubah seperti dulu janni yang aku kenal. Janni Gadis yang dulu pernah aku cinta, gadis yang selama ini berjasa besar atas keberhasilan ku hingga saat ini. Tapi gadis itu lah yang justru aku sia-siakan dan tak pernah ku perdulikan lagi keberadaannya.
Janni, Aku minta maaf karena selama  ini seringkali menyakiti hatimu. Janni aku mohon maafkan aku’, pintaku padanya.
Janni tersenyum mendengar permohonanku. “sudah… sudah lupakan dony, saya sudah memaafkan kamu sebelum kamu memintanya”,jwabnya tegas.
Janni, kamu hebat. Kamu baik dan kamu kuat. Setelah apa yang aku lakukan terhadapmu kamu tak pernah marah dan mendendam. AKu mengingkari janji kita berdua, aku juga tlah menyakiti hati kedua orang tuamu dengan membatalkan pernikahan kita, aku juga tlah memaksamu untuk berhenti dari pekerjaanmu, aku memaksamu untuk tidak mencintaiku lagi, padahal aku tahu itu sangat sulit bagimu. Janni, aku benar-benar bodoh tlah meninggalkan wanita seperti mu, aku bodoh janni!!!Kini aku bener-bener kehilangan dirimu. Di saat aku sadar bahwa kamu adalah wanita yang ku cari , aku mendapatkan kabar bahwa kamu akan menikah bulan januari nanti. Hehh…janni….aku masih sangat menyayangimu..sungguh.
Lagi-lagi janni tersenyum mendengarkan penyesalanku. “Dony Cinta itu bukan sekedar Rasa, Ingatlah bahwa Cinta itu adalah sebuah Tanggung Jawab”,bisiknya sembari memelukku erat.

0 komentar:

Posting Komentar