Jumat, 19 April 2013

Turning Tables







Close enough to start a war
All that I have is on the floor
God only knows what we're fighting for
All that I say, you always say more

Ratih membuka matanya. Ia mendapati dirinya terkulai lemah di ranjang, di sebuah ruangan serba putih. Tubuhnya terasa kaku dan dilihatnya jarum infuse menempel di tangan kanannya. Entah bagaimana Ia bisa berada di sini. Ia hanya ingat pada malam mengerikan itu. Malam penuh kemarahan dari suaramu. Kau cemburu, karena Raihan, partner kerjaku, mengantarkan aku pulang malam itu. Pertengkaranpun pecah, aku berusaha memberikan penjelasan, namun kau tak mempercayaiku. Dan kau bilang aku tak menjaga perasaanmu. Lantas, kutanya padamu, apa Kau juga menjaga perasaanku kala itu?.

I can't keep up with your turning tables
Under your thumb, I can't breathe

Kau memang pandai memutar balikkan keadaan. Kau berkata seolah-olah kau lakukan ini demi cinta. Habis sudah tubuhku kau hujani dengan tendangan mautmu. Entah, setan apa yang merasukimu, hingga kau tega berbuat ini padaku, seseorang yang katanya kau cinta. Sungguh aku tak sanggup lagi hidup di bawah tekananmu. 

Ratih bangkit dari ranjangnya, Ia sedikit meringis, tubuhnya masih sakit akibat pukulan itu, meski rasa sakit di tubuhnya ini tak sebanding bila di bandingkan dengan rasa sakit di hatinya. Ia mengingat lagi kejadian malam itu. Ada air mata yang keluar dari liangnya.

“Harusnya aku tak pernah mengenalmu, Remi.” Teriak Ratih histeris. “Ternyata mencintaimu menyakitiku” Isaknya. 

Ini bukan kali pertama, tapi sudah berulang kali, tak bisa di hitung dengan jari. Dan sayangnya aku tak pernah menyadari kebodohanku itu. Selalu, tak bisa berbuat apa-apa untuk melawanmu.
 “Terkadang kau bisa bersikap semanis madu padaku, namun sesaat kau bisa berubah menjadi sepahit empedu. Entah, Kau anggap aku ini siapa?”.
So I won't let you close enough to hurt me
No, I won't ask you, you to just desert me
I can't give you what you think you gave me
It's time to say goodbye to turning tables, to turning table

Hari ini aku memutuskan sesuatu yang tidak pernah berani aku lakukan. Sesuatu yang slalu kujaga karena aku menghargaimu sebagai bagian dari hidupku. Semua ada batasnya, begitupun denganku. Usai sudah batas kesabaranku. Batas penantianku untuk perubahan sikapmu. Dan batas atas rasa kesakitan yang aku rasakan. Aku tak akan melakukan hal bodoh dengan memberikan hatiku untuk kau sakiti. Dan Inilah saat nya aku untuk mengakhiri semua. Pergi meninggalkanmu. 


Under haunted skies I see
Where love is lost, your ghost is found
I've braved a hundred storms to leave you
As hard as you try, no, I will never be knocked down
I can't keep up with your turning tables
Under your thumb, I can't breathe

Sulit. Ini akan menjadi hari-hari yang kelabu bagiku. Biasa hidup denganmu tapi kini harus tanpamu. Badai pasti berlalu. Dan aku harus menghadapinya seorang diri. Sekeras kau mencoba kembali padaku, tak menyurutkan niatku untuk pergi meninggalkanmu. Sekali lagi kukatakan padamu, aku tak bisa hidup di bawah tekananmu.

Next time I'll be braver, I'll be my own savior
When the thumb that cost me
Next time I'll be braver, I'll be my own savior
Standing on my own two feet

Kurasa kebodohan ini harus segera di akhiri. Aku harus lebih berani, dan menjadi penolong bagi diriku sendiri. Tak peduli apapun itu, aku harus bisa berdiri sendiri,  di atas kedua kakiku.

I won't let you close enough to hurt me, no
I won't ask you, you to just desert me
I can't give you what you think you gave me
It's time to say goodbye to turning tables, to turning tables
Turning tables, yeah, turning

Sekali lagi kukatakan, sudah saatnya kita berakhir.



0 komentar:

Posting Komentar