Senin, 18 Maret 2013

R I N D U



 
 

Ketika hujan berjatuhan, ingatkan aku pada sebuah perpisahan yang menyayat hati. Butir-butir air jatuh dari penampungannya, airnya menampar-nampar jendela kantorku menambah riuh dan gaduh suasana kantor sore itu. Jalanan di depan kantor sama juga. Gaduh oleh lalu lalang kendaraan bermotor dan para pejalan kaki yang nekat menerobos hujan sore itu. Ini memang sudah lebih dari jam kantor usai, namun aku masih enggan untuk beranjak dari jendela. Tetiba, hujan sore ini membuatku merindukanmu pangeranku.
Aku teringat pada hujan yang kita lewati bersama. Bertelanjang kaki, berlarian di bawah rinai hujan, saling berebut tawa, dan menceritakan segalanya. Atau ketika kita berada di kedai kopi dekat sekolah,  menatap hujan melalui kaca jendela sambil menikmati secangkir kopi. Kau dengan mata teduhmu yang selalu menatapku lembut seolah mengungkapkan sayang.
Apakah kau masih mengingatnya, Mas?
 Entahlah!Aku bahkan tak pernah tahu kau berada di belahan bumi mana, jejakmu sama sekali tak terbaca olehku. Aku berharap kau pulang, walau sekedar untuk berkata bawha kau baik-baik saja.
Aku merindukanmu, Mas.

Baby you said your all that i need
Baby you said you make me complete
Just come back home
Just come back home to me

         (Nidji-Pulang)



To be continue:   Pulang


 

0 komentar:

Posting Komentar