Selasa, 22 Mei 2012

Tentang Mimpi


Ingin menulis (lagi) tentang mimpi saya setelah sebelumnya pernah menulis tentang mimpi juga di sini
Menjelang senja sambil menunggu adzan maghrib, saya terlibat pembicaraan dengan salah satu sahabat pena saya melalui skype. Dia asli Indonesia dan sekarang bekerja di jerman, dialah yang selalu mengajarkan kepadaku untuk selalu memiliki mimpi dan mewujudkannya. Aku sangat mengaguminya karena mimpi dan keinginannya yang tinggi tanpa harus takut gagal dan kecewa.
"Seseorang sepertimu mempunyai mimpi?" kata sahabatku dari seberang sana dengan nada sedikit meremehkan.
"Tentu dong, aku punya mimpi, setiap orang punya mimpi bukan cuma kau saja yang boleh mempunyai mimpi." Jawabku.  
Ku lihat dari layar laptopku kau mengernyit tanda kau tak mempercayai perkataanku.
"Kau boleh tak percaya padaku, tapi aku baru saja membawa pulang mimpi-mimpiku. Mimpi yang diam-diam ku rajut di malam pergantian tahun 2012 lalu," jawabku bangga.
"Oke-oke.....aku percaya," Ujarmu sambil tersenyum kecut pertanda kau masih belum 100 persen mempercayai ceritaku ini, "Kalo boleh tahu, apa mimpimu?".
"Looks....aku habis dari Bali, dapat bonus pula bisa menyembuhkan phobiaku terhadap air laut", ucapku sembari menunjukkan fotoku yang sedang diving bersama temanku.
Kau tertawa terbahak sambil berkata "Sederhana sekali mimpimu, itu kecil."
"Kau boleh memanggilku kecil geg, tapi kau tak boleh memandang kecil mimpiku!!!" ujarku kesal, dia sahabatku yang paling sering buat aku kesal karena ucapannya yang ceplas-ceplos.
"Kecil....jangan marah dong!!maaf kalau aku berkata demikian" ucapmu sembari tersenyum manis padaku dan seketika rasa kesal itu lenyap dan melumer.
"Lantas?apa kau ikut senang karena mimpiku itu terwujud?"
"Tentu dong sebagai sahabatmu aku ikut senang, tapi cil, kamu masih punya mimpi yang besar loh yang harus terus kamu kejar!!!," Ujarnya lagi.
"Mimpi besar??"
"What....jangan bilang ya kalau kamu sudah lupa sama mimpi besar kamu!!!"
"Oh....itu...ingat sih, tapi itu terlalu mustahil untuk bisa aku raih geg!!”
"Kau ini selalu pesimis!! dulu kau pernah bilang khan, bahwa kau tak akan bisa menyembuhkan phobia kamu terhadap air laut, buktinya sekarang bisa" Ucapnya.
"Iya Sich.....tapi...."
"Tapi kenapa?"
"Aku harus berfikir realistis, aku memiliki mimpi lain yang sesuai dengan kemampuanku geg ," Ujarku girang dan meneruskannya dengan “bukanya aku pesimis dengan mimpiku untuk menjadi penulis, tapi mimpiku yang sesungguhnya sudah ada di depan mata, tinggal aku kelola saja.”
"Oke kalau gitu, lalu apa mimpi kamu sekarang?"
"Aku ingin menjadi pengusaha saja, dan sekarang aku sudah dekat dengan mimpi itu."
"Oh ya?" ujarmu antusias.
"Ya....aku punya kandang ayam dan lima ratus ekor ayam untuk bisa aku kembang biak kan!!"
"What!!!Really cil" teriakmu.
"Iya...aku merintis usaha ini perlahan, selangkah demi selangkah bersama calon suamiku, malah belakangan aku punya ide untuk mengolah ayam menjadi makanan yang bernilai jual tinggi," jelasku.
"Bagus cil, nggak ada mimpi yang sia-sia cil, percaya sama aku!!!" ucapnya.
Aku mengangguk, "Ya geg, kamu benar"
"Kau tahu, dulu mereka yang ada di sekitarku selalu bilang "jangan bermimpi terlalu tinggi." dan lihat aku sekarang ada di Jerman.......mimpi yang mereka bilang percuma terwujud juga akhirnya."
Aku dan sahabtku tertawa bersama, merayakan tentang sebuah mimpi kita masing-masing.




0 komentar:

Posting Komentar