Pernah suatu hari aku bertanya “Apakah kebahagiaan hanya milik orang yang kaya?”.
Sedangkan orang tak punya seperti aku hanyalah merasakan kesedihan setiap harinya. Rasa lapar, juga di remehkan. Itukah yang dinamakan bahwa Tuhan itu Maha Adil?Dimana letak keadilan itu Tuhan?Hingga detik ini aku tak melihat keadilan itu ada.
“Tuhan, dimana Kau?” Hatiku menjerit dan tetiba aku merasa sekujur tubuhku terasa lelah, keputusasaan menyergap jiwaku.
Kata orang tempat Tuhan itu di atas sana, di langit, "Oh ya, benarkah DIA ada di sana?" tanyaku dalam hati lalu mendongakkan wajah menuju pada langit senja.
Senja kali ini datang bersama lembayung yang bersinar indah, kucoba bertanya pada langit, “Dimana Tuhan?”, namun tak juga kutemukan jawabannya.
Jika Tuhan Maha Mendengar, Kenapa Tuhan tak mendegar doa yang kupanjatkan?
Jika Tuhan Maha Melihat, Apakah Kau tahu apa yang kuinginkan saat ini?
Kau tahu khan, aku hanya ingin bisa makan setiap hari.
“Rebahkan kepalamu di pangkuan ibu, tidurlah nak,” ujaran ibu mengagetkan aku. Aku berbalik dan melihat wajahnya yang kuyu.
“Maafkan ibu nak, malam ini kita belum bisa makan.” Ujarnya lembut sambil mengusap punggungku dengan penuh kasih sayang.
Tetiba, sebuah mobil berhenti dihadapanku. Dari dalamnya keluar seorang perempuan paruh baya yang masih terlihat cantik walaupun dengan dandanan yang sedikit tebal. Dia menghampiriku juga ibu, raut mukanya seperti sedang sedih, entah apa yg ia pikirkan, aku tak tahu.
“Ini ada sedikit makanan juga pakaian hangat untuk kalian.” Ujarnya sambil menyerahkan kantong plastic berisi makanan dan pakaian.
Mata dan senyum ibu berbinar, “terima kasih nyonya atas kebaikan dan ketulusan hatinya, semoga Allah SWT membalas kebaikan nyonya.” Ucap ibu sambil menerima bungkusan itu.
Belakangan baru kuketahui, perempuan itu tinggal di salah satu perumahan elit dekat kolong jembatan tempat dimana aku dan ibu tinggal. Di rumah sebesar itu, Ia hanya tinggal sendiri, kedua orang tuanya, anak, dan suaminya meninggal dalam kecelakaan mobil. Sedangkan dia sendiri harus kehilangan satu kakinya akibat kecelakaan mobil yang menimpa dia dan keluarganya.
Ah, Apa enaknya hidup sendiri di dunia ini, sepi, hampa, tak ada cinta di dalam rumah sebesar itu. Semua ini membuka mataku bahwa Tuhan itu Maha Baik, meski di rumah reot ini aku tinggal, masih ada cinta Ibu yang sangat luar biasa untukku, menguatkan aku dari kesulitan hidup yang ada di depan mata.
“Sekarang aku tahu, Tuhan itu ternyata adil.” Ujarku lalu tersenyum pada langit berbintang malam ini.
“Semoga, Kau mendengar semua keluhanku, Aku percaya Kau berada dekat denganku.” Ucapku lirih lalu berlalu dari tempatku, mengambil air wudhu, dan bergegas menuju masjid.
1 komentar:
Selamat menunaikan ibadah ramadhan, semoga kita menjadi hamba yang diridhoi Allah SWT. amien
Posting Komentar